Saturday, August 31, 2013

Lintas Lalu sesaat yang dirasa

sungai dan sarana-sarana di ujungnya

Disini pagi terlalu cepat menyambut siang. Semua kebiasaan yang ada di kota metropolitan jumpalitan tak berdaya menghadapi perbedaan geografis yang mengiris kecepatan, ketepatan dan pembangunan.
Kota Air, kota rawa tapi dipaksa untuk berpembuluh aspal yang terjal dan bergelombang. Padahal gelombang yang ada di sela-sela nafas angin yang melewati badan air bisa menjadi sarana yang tidak terjal. Memang pembangungan disini bukanlah pembangunan yang berketepatan dan berkecepatan. Entah sengaja, entah tidak tahu, entah memaksa, atau entah memanipulasi.


Konsekuensi ekonomi yang mahal dengan lini-lini pekerja yang membebani pembangunan nasional makin mengiris kecepatan, ketepatan dan pembangunan membantu irisan geografis yang sebenarnya bisa dihadapi dengan menajamkan penglihatan, mengerti sifat alam dan kesimpulan dari pengalaman oleh akal.
Sempat ragu menyusup dalam mekanisme lini-lini pekerja yang membebani pembangunan nasional. Menemukan dan menemani pilar-pilar kecil pembangunan serasa terhadang oleh tembok keangkuhan pilar-pilar besar lapar akan pemanfaatan manipulasi isi ekonomi dan proses sang kala pembangunan.

Sungai-sungai pembatas bukan penghubung bak pembuluh dalam tubuh yang mengalirkan kehidupan. Sungai tersumbat oleh kepraktisan kolesterol-kolesterol sampah lini-lini pekerja yang menjadi rayap kerapuhan terbentuknya pilar-pilar perubahan. Sungai tersumbat oleh kadar glukosa aktivitas lini-lini pekerja yang memusatkan kemanisan karena kepraktisan media dan aliran, mulai dari kemanisan glukosa membersihkan dan memberi energi, hingga sisa energi pembakaran kemanisan glukosa yang dilakukan oleh lini-lini pekerja menyatu dalam aliran pembuluh-pembuluh sungai yang tersumbat oleh kolesterol-kolesterol sampah dan glukosa aktivitas.

Jantung pusat hijau yang memompa, membersihkan lewat klorofil dalam kloroplas-kloroplas keberagaman direnggut dan ditekan dengan hijau yang monoton, hijau yang hanya menguntungkan 25 tahun dan mengeringkan kulit dan meretakkannya. Jantung pusat hijau diputus pembuluhnya dengan lobang-lobang galian lini-lini pekerja penghambat pembangunan yang merasa membangun dan memberdayakan jantung tersebut untuk kepentingan orang banyak yang termotivasi konsekuensi ekonomi sesaat yang sesat.

Sudah-sudah, sudah untuk menyalahkan lini-lini pekerja penghambat pembangunan. Pagi sudah cepat menyambut siang, sudah membangunkan lini-lini pekerja seantero kota air. Mari bergegas, mari menemani pilar-pilar kecil pembangunan, menguatkan tembok-tembok perubahan. Tidak apa merayap, tidak apa kadang terhambat, tapi kenali dengan menajamkan penglihatan, mengerti sifat alam dan kesimpulan dari pengalaman oleh akal.

Sudah siang, hanya lintas lalu sesaat yang dirasa.

2 comments:

  1. keren Nop ...
    Jadi inget sawah-sawah belakang rumahku yang jadi perumahan semua.

    ReplyDelete
  2. Nuwun mas. Belakang rumahku tu jg jd perumahan smua mas, makany rumahku jd kawasan perumahan elik mepet tembok.

    ReplyDelete